Realitas identitas etnik menjadi fenomena menarik ketika digunakan pada praktik komunikasi politik, yakni menjadi pembeda bagi penggunanya dalam membentuk identitas dan citra politik tertentu. Termasuk di antaranya dalam praktek komunikasi politik berbasis etnik Sunda. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan etnik Sunda yang dikonstruksi dalam praktek pengelolaan kesan dalam komunikasi politik dan juga konstruksi realitas publik terhadap komunikasi politik. Hal ini berkaitan erat dengan sifat unik dari realitas sosial dan dunia tingkah laku manusia itu sendiri, terlebih subjek kajiannya adalah individu yang memiliki keunikan tersendiri karena berposisi sebagai aktor politik pemimpin daerah di Provinsi Jawa Barat yang merupakan pusat perkembangan etnik Sunda.Tiga hal yang perlu dipahami dalam komunikasi politik Sunda. Kesatu, konsep identitas etnik Sunda yang dikonstruksi mengarah pada konsep universalisme budaya, yang mengadopsi sisi positif dari konsep kosmologi Sunda-Buhun, kosmologi Sunda-Hindu dan kosmologi Sunda-Islam, sehingga dianggap bertentangan dengan esensi nilai Sunda itu sendiri. Kedua, atribut dan simbol komunikasi politik yang mengkonstruksi etnik Sunda merupakan praktik pengelolaan kesan untuk membentuk identitas politik dan citra politik tertentu, yakni sebagai pemimpin Sunda yang “ngamumule” budaya Sunda, sekaligus sebagai branding pembangunan. Ketiga, konstruksi realitas publik terhadap komunikasi politik berkaitan erat dengan pemahaman publik tentang etnik Sunda, terutama ketika dihubungkan dengan realitas perjalanan panjang…