Fungsi pengelolaan sumberdaya manusia yang berada dibawah tanggung jawab Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ditjen Sumber Daya pak Iptek dan Dikti, SDID) berdampak pada berubahnya mekanisme pengadministrasian dan penilaian usulan kenaikan Jabatan Akademik Dosen dari sistem offline menjadi online (paperless). Sebagai konsekuensinya, seluruh dokumen karya ilmiah dosen baik artikel dalam jurnal, prosiding, atau karya dosen lainnya harus dapat ditelusuri secara online oleh Tim Penilai Jabatan Akademik Dosen. Buku ini disusun untuk membantu mengurai standar, tata cara, dan prosedur penilaian jabatan akademik dosen untuk kenaikan jabatan fungsional. Sebagaimana dimaklumi terdapat empat jenjang jabatan fungsional dosen yaitu; Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala dan Guru Besar. Masing-masing jenjang memiliki persyaratan-persyaratan yang wajib dipenuhi oleh setiap dosen yang akan mengajukan kepangkatannya. Dengan adanya buku ini, diharapkan setiap dosen khususnya di lingkungan Universitas Ibn Khaldun Bogor dapat memahami berbagai persyaratan yang dibutuhkan untuk mengurus kepangkatannya. Sehingga mereka dapat mempersiapkan diri untuk memperoleh jabatan fungsional tertinggi. Buku ini juga akan menjadi pedoman bagi pimpinan universitas, fakultas dan program studi serta tim penilai jabatan akademik dosen di lingkungan Universitas Ibn Khaldun Bogor dalam melakukan penilaian. Oleh karena itu, semua pihak agar bisa menggunakan buku ini sebaik mungkin.
PEDOMAN MENGHAFAL AL-QURAN, merupakan buku how to; tatacara praktis, cepat tepat, dan mudah dalam menghafal al-Quran. Munculnya para hafidzul-Quran, selain memberi nilai-nilai keislaman pada dirinya sendiri, juga pada kehidupan umat manusia lainnya. Nuansa kehidupan tersebut karena eksistensi Al-Quran merupakan wujud rahmat Allah yang telah diwahyukan sebagai mu’jizat bagi rasul dan umatnya. Sebagai mu’jizat, Al-Quran sangat mudah dibaca, dihafal, dikaji bahkan diamalkan isinya (QS.Al-Qamar/54:17). Karena mujizat/kemudahan Al-Quran itulah, banyak para cendikiawan termasuk orientalis yang belajar, menghafal dan mengkaji Al-Quran secara serius, akhirnya mereka yang masuk Islam. Keseriusan para pengkaji Al-Quran banyak menemukan kepuasan dalam studinya, karena isi kandungan Al-Quran yang sempurna itu di dalamnya mengandung ajaran tauihd, fiqih dan akhlak, Al-Quran juga mengungkapkan teori dan praktek keilmuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan manusia secara pisik, pisikis, sosial dan lain sebagainya (QS.Al- Imran/3:38). Membaca, menghafal, mempelajari, menjelaskan, memahami dan mengamalkan serta mendakwahkan Al-Quran merupakan salah satu tugas umat Islam agar mengajak semua generasi dari waktu kewaktu untuk selalu patuh kepada aturan Al-Quran. Tujuannya agar semua umat di dunia meraih rahmat dan nikmat di bawah naungan Al-Quran. Karena itu bagi hamba Allah yang mencintai Al-Quran disertai usahanya yang sungguh-sungguh untuk membaca, menghafal, mengkaji, memahami, mengamalkan dan mendakwahkannya akan menjadi hamba pilihan Allah…
Terminilogi iblis, jin dan syetan dalam al-Qur`an memiliki makna sebagai thagut yang memiliki sikap, sifat, perilaku, karakter sombong dan durhaka terhadap Allah subhanahuwata`ala. Demikian pun persepsi manusia terhadap makhluk iblis ini cenderung pada kejahatannya. Kesombongan iblis terhadap Allah ketika menolak perintah bersujud kepada manusia pertama yaitu Adam, a.s. Berawal dari peristiwa inilah iblis mengambil “peran antagonis” untuk menggoda manusia agar berbuat kejahatan di planet bumi sejak kelahiran dan kematian manusia. Antagonis diartikan sebagai “orang” yang suka menentang dan melawan atau bergerak dan bekerja berlawanan; atau bertolakbelakang”. Peran antagonis iblis terhadap manusia dinyatakan oleh iblis secara langsung dihadapan Allah. Apa kata iblis: “aku lebih baik daripada manusia; Engkau (Tuhan) ciptakan aku dari api, sedangkan manusia Engkau ciptakan dari tanah”. Kemudian iblis berkata lagi: “beri tangguh aku sampai waktu manusia dibangkitkan, lalu Allah menjawab sesungguhnya kamu (iblis) termasuk yang diberi tangguh”. Iblis pun menantang Allah dengan berkata: Engkau telah menghukumku tersesat, aku benar-benar akan menggoda dan menjerumuskan manusia dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian aku akan mendatangi manusia dari depan dan belakang; dari kiri dan kanan sehingga manusia menjadi kufur kepada-Mu. Itulah sebabnya Allah mengingatkan kepada manusia: “sesungguhnya syetan itu musuh laten manusia”. Siapa saja yang menjadikan syetan menjadi pelindung selain Allah…
Budaya akademik guru madrasah berkembang atas kesadaran internalnya dengan motivasi dan tanggung jawab guru dalam mengamalkan ajaran Islam. Secara teoritis bahwa syarat-syarat ideal yang harus dimiliki guru adalah budaya akademik. Budaya akademik dalam Islam tidak berdiri sendiri namunmerupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari pengembangan ajaran Islam secara keseluruhan. Islam memuliakan guru sebagai manusia yang memiliki ilmu pengetahuan dengan menyebutnya sebagai pewaris kenabian. Guru dalam Islam juga adalah sosok sempurna yang merasa takut kepada Allah dan menjadi teladan bagi umat. Itu berarti kemulian guru tidak hanya terletak pada ilmu yang dimiliki namun juga kekuatan iman dan kemuliaan akhlaknya. Para pakar pendidikan Islam seperti Ibn Jama’ah Al-Kanani, Imam Al-Ghazali dan Hasyim As’ary dan ulama lainnya menamakan segala yang berhubungan dengan keagungan tugas guru dengan ”adab guru” sementara para pakar pendidikan lain menyebutnya sebagai syarat-syarat menjadi guru, sifat-sifat guru, kode etik guru dan lain sebagainya. Budaya akademik guru madrasah meliputi: (1) Nilai-nilai kedisiplinan, antara lain datang tepat waktu, shalat tepat waktu, serta kedisiplinan dalam kehadiran, (2) Nilai-nilai religiusitas, antara lain terprogramnya kegiatan mengaji pagi sebelum kegiatan pembelajaran secara rutin, shalat berjamaah Zuhur dan Ashar, (3) Nilai-nilai kesopanan, antara lain mengucapkan salam bila bertemu, berjabat tangan dan saling menghormati antar guru, (4) Nilai-nilai…